KEARIFAN LOKAL MENJADI TONGGAK UTAMA MENGANTISIPASI DERASNYA BUDAYA ASING

PSPPKn UnikamaPendidikan merupakan tonggak utama dalam membangun karakter dan membentuk identitas sebuah bangsa. Di tengah dinamika perubahan zaman, tantangan yang dihadapi dalam mencetak generasi penerus yang berkualitas semakin kompleks. Oleh karena itu, pengembangan karakter perlu dilakukan sejak dini mulai Taman Kanak-Kanak (TK) hingga Perguruan Tinggi.

Perguruan tinggi menjadi kawah candradimuka dalam pengembangan karakter. Terutama karakter ke-Indonesia-an. Pesatnya perkembangan digitalisasi membuat kita terus menyiapkan diri menjadi warga Negara yang cakap digital.

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan (PPKn) Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) menjadi garda terdepan dalam menyiapkan lulusan yang berkarakter. Hal ini sejalan dengan matakuliah kuliah yang disajikan. Salah satu matakuliah yang secara konsisten menanamkan karakter ke-Indonesia-an yaiktu Praktik Pembudayaan Pancasila.

“Matakuliah ini disajikan sebagai bagian terintegrasi antara teori dan praktik”, ujar Romadhon. Praktik pembudayaan Pancasila biasanya dilakukan dengan projek pembuatan film documenter. Film yang menyajikan bagimana nilai-nilai Pancasila hidup ditengah masyarakat yang plural.

Beberapa film menceritakan tentang kehidupan keagaaman yang inklusif. Mereka menekankan pada aspek toleransi antar umat beragaman. “Toleransi ini mejadi kunci dalam membangun keberagamaan yang inklusif-harmonis”, Cevin Samapati mahasiswa asal NTT.

Film berjudul “Toleransi: Aku, Kamu, dan Kita Sama” ini tidak hanya menyuguhkan alur cerita yang menarik, tetapi juga pesan moral yang kuat tentang pentingnya toleransi. Film ini cocok ditonton oleh semua kalangan, tanpa memandang usia maupun latar belakang.

Berangkat dari tugas matakuliah, lulusan Program Studi PPKn Unikama mampu menjadi jembatan toleransi antar umat beragama. Ini sejalan dengan nilai-nilai ke-Indonesi-an yang menjunjung tinggi kebinekaan.

Rasanya tepat sekali, ditengah ancaman ideologi transnasional yang akhir-akhir ini tumbuh subur dikalangan pelajar. Belum lagi, aksi bullying yang kerap menjadi ancaman bagi generasi z. Ancaman ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut. Sudah saatnya semua stakeholders bergandengan tangan untuk melawan aksi bullying ini. Tak terkecuali guru PPKn sebagai garda terdepan dalam menyiapkan karakter peserta didik yang humanis.

Karakter humanis sangat penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Mereka adalah agen perubahan yang mampu menginspirasi orang lain untuk berbuat baik dan menciptakan dunia yang lebih baik.

Mahasiswa sebagai agen of change menjadi mitra strategis pemerintah dalam menguatkan tolernasi yang inkulisf dimasa yang akan datang. Tantangan Indonesia dalam menyiapkan generas emas 2045 semakin komplek. Disamping soal karakter, tantangan yang lain adalah pergeseran budaya. Sehingga nilai-nilai budaya Indonesia harus dilestariakan sekalipun ancaman datang silih berganti.

Nilai-nilai kearifan lokal pun menjadi tonggak utama dalam mengantisipasi derasnya budaya dari luar. Kearifan lokal memiliki peran yang sangat penting dalam mengantisipasi pengaruh budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.

Beberapa nilai kearifan lokal menjadi benteng dalam menghadapi gempuran budaya asing, antara lain; pertama, Perkuat Nilai-nilai spiritual dan keagamaan: Indonesia memiliki beragam agama dan kepercayaan yang mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kebaikan, kasih sayang, toleransi, dan saling menghormati. Nilai-nilai ini dapat menjadi landasan moral yang kuat bagi masyarakat dalam menghadapi pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan nilai-nilai agama. Kedua, Jaga Adat dan tradisi: merupakan warisan budaya yang diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi. Adat dan tradisi mengandung nilai-nilai luhur seperti gotong royong, musyawarah mufakat, dan saling menghormati. Ketiga Kesenian dan budaya: merupakan salah satu bentuk ekspresi nilai-nilai luhur yang dimiliki oleh suatu masyarakat. Kesenian dan budaya dapat menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan moral dan nilai-nilai luhur kepada masyarakat.

Selanjutnya, keempat Pahami Falsafah hidup: merupakan pandangan hidup yang diyakini oleh suatu masyarakat. Falsafah hidup dapat menjadi landasan dalam berperilaku dan bertindak. Falsafah hidup yang kuat dapat membantu masyarakat dalam menghadapi pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa. Dan yang terakhir menjaga Kearifan lingkungan: merupakan pengetahuan dan praktik masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup. Kearifan lingkungan dapat menjadi modal dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.

Itulah penting kita menjaga nilai-nilai kearifan sebagai bagian tak terpisahkan dalam mengembangan karakter di era digital ini. Peran guru semakin vital ditengah degradasi moral akibat hantaman globalisasi. Untuk itu, Program Studi PPKn Unikama hadir sebagai gada terdepan dalam membendung arus globalisasi dengan tetap berpegang teguh pada pondasi berbangsa dan bernegara yakni Pancasila.

Scroll to Top