PANCASILA-POST: Salah satu pilar demokrasi yakni peran pers dalam mengedukasi masyarakat agar ikut andil dalam mengawasi perjalanan panjang demokrasi di Indonesia. Pemilu 2024 masih lama, kendati demikian berbagai elemen bangsa berpartisipasi aktif dalam menjaga demokrasi. Salah satunya Universitas PGRI Kanjuruhan Malang (Unikama) melalui Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) bekerja sama dengan Program Studi Sastra Inggris menggelar kuliah umum, Kamis (27/10).
Kegiatan yang mengusung topik “Pemilu 2024: Jurnalisme Mencerdaskan, Bawaslu Mencerahkan dalam Mengawal Pilar Demokrasi” berlangsung di ruang Abdel Radjab kampus setempat. Turut hadir Haris Supriyanto dari TimesIndonesia.co.id sebagai narasumber pertama, Rusmifahrizal Rustam dari Bawaslu Propinsi Jawa Timur sebagai narasumber kedua yang dimoderatori Engelbertus Kukuh Widijatmoko, SH., M.Pd.
“Kami ingin mahasiswa terlibat aktif dalam setiap pesta demokrasi mulai tingkat RT hingga pusat, apalagi menjelang pemilu 2024, mahasiswa sebagai elemen bangsa tak boleh tutup mata atas realitas bangsa saat ini”, ujar Romadhon.
Ketua Program Studi PPKn terus mengajak siapapun yang merasa memiliki bangsa ini, dan meyakini Pancasila sebagai falsafah bernegara, sepatutnya kita terlibat aktif dalam merawat jagad demokrasi. Tak terkecuali peran insan pers yang mencerdaskan. Karenanya, ia berharap sinergitas Program Studi PPKn dan Sastra Inggris lebih massif menyoal fenomena kebangsaan.
Dr. Teguh Sulistyo, M.Pd selaku Ketua Program Studi Sastra Inggris pun dalam sambutannya menegaskan peranan jurnalisme dalam kemajuan bangsa. Pria lulusan doktor Universitas Negeri Malang pun mengingatkan kegiatan ini guna memberikan pemahaman yang komprehensif dalam menyiapkan mahasiswa yang sigap dalam menyikapi situasi bangsa. Tak hanya itu, Teguh mengajak mahasiswa untuk aktif menulis di media massa sebagai bentuk partisipasi akif sebagai warga negara.
Sementara, Haris panggilan akrab menyoroti tingkat kesopanan netizen Indonesia yang menurutnya sangat memprihatinkan. General Manager timesIndonesia.co.id ini membeberkan data seperti penyebaran hoax, scam, penipuan mencapai 47%, kebencian atasnama agama 42%. Sementara, ujaran kebencian mencapai 27%, dan perlakuan diskriminasi 13%. “Inilah yang menjadi keprihatinan kita semua, sebagai warga negara kita harus menjaga integritas bangsa”, tegas pria asal Sampang.
Dari sisi kepengawasan, Rusmifahrizal Rustam menegaskan posisi mahasiswa adalah kelompok intelektual idealis yang berada digaris rakyat dalam menguatkan pilar demokrasi kita. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengawasan partisipatif. “Mahasiswa dan bawaslu bisa berkolaborasi dalam mengawasi jalannya pemilu”, ajaknya. Pria yang pernah menjabat anggota Bawaslu Kota Malang menegaskan mahasiswa sebagai kelompok intelektual bisa menjernihkan narasi publik dari hoaxs, ukuran kebencian, dan politik kotor. (Mr. Don’t)